Setahun Kemarin

23:00:00

Pekerjaan & tanggung jawab yang berkumpul di akhir 2012 sampai awal 2013 ini membuat saya belum menulis sedikit pun tentang peralihan tahun. Rasanya sudah mengganjal, sampai akhirnya harus tumpah malam ini. Memaksakan diri memang, karena sesungguhnya masih ada setumpuk nama pekerja seni dunia yang harus diselidiki alamat surelnya. Tapi sudahlah, daripada ubun-ubun saya pecah menahan gejolak hasrat menulis yang tak reda. Haha. *modus*

Mari melihat sejenak ke tahun kemarin yang penuh dengan pucuk-pucuk momentum di hidup saya. Hmmm...

22 Januari 2012 & 28 Februari 2012
Tanggal yang pertama adalah hari dimana Rendy datang bersama keluarga untuk "meminta" saya menjadi istrinya. Tanggal berikutnya adalah saat dimana saya dan keluarga berkunjung untuk menjawab "permintaan" tersebut. Dag-dig-dug, khawatir, cemas, semua campur aduk karena ini adalah langkah awal kami menuju tahap yang lebih serius. Alhamdulillah, lancar selayaknya jalan tol waktu tengah malam. Wuzzzz!

23 Maret 2012
Saya meninggalkan pekerjaan sebagai asisten supervisor di restoran Qua-Li pada tanggal ini. Pengalaman yang luar biasa, karena dengan bekerja di sini mata saya dibelalakkan oleh kenyataan-kenyataan yang tidak bisa saya lihat di lingkungan pekerjaan sebelumnya. Saya jadi tahu betul, bukan hanya mengamati dari menara gading, tapi juga merasakan diinjak & mencoba bertahan bersama rumput-rumput yang lain. Ada getir yang tak mungkin bisa dipahami oleh orang-orang yang kesehariannya mengecap madu. Di lain pihak, saya dilatih untuk selalu berlimpah tawa, bergembira dengan apa-apa yang ada & berpikir sederhana. =)

7 Juli 2012
Menikah! Impian saya tentang pernikahan seluruhnya terkabul: Bopo lah yang menikahkan saya, dan saya menikah dengan pria yang saya pilih, serta telah memilih saya di antara seluruh wanita di dunia. Saya tidak mungkin memilih dilahirkan jadi anak siapa, atau melahirkan anak yang mana. Tetapi saya memaksimalkan hak pilih yang diberikan Tuhan untuk yang satu ini: suami. 

13 Juli 2012
Hanya selang seminggu dari pernikahan, saya hijrah ke Jogja. Berbekal doa dan niat untuk mendampingi suami, petualangan di tempat yang benar-benar baru ini dimulai. Tanpa pekerjaan, tanpa jaringan, saya merasa "telanjang tak bersenjata" menghadapi Jogja. Resiko jadi orang yang terbiasa dengan rencana ya begini, ketika harus improvisasi total, selalu terbersit ketidakberdayaan. Beruntung, kota yang dipimpin Sultan ini luar biasa ramah dan menyenangkan. Betah!

12 November 2012
Saya senang sekali hari itu, karena saya baru pulang dari Surabaya sendirian dan akhirnya berjumpa lagi dengan suami setelah beberapa hari berpisah. Tetapi yang membuatnya lebih spesial adalah telepon dari mas Antariksa agar saya datang ke iCan, apabila masih tertarik untuk menjadi asisten seniman. Mengagetkan, karena memang seharusnya pengumuman/keputusan pekerjaan ini dikabarkan 4 hari sebelumnya. Saya sudah tidak menaruh harapan. Ternyata, alur cerita berkata lain, di hari itu pula saya bertemu Helen dan mulai bergabung di Project Tobong. Saya bertemu Risang keesokan harinya, dan berlanjut berjumpa dengan teman-teman dari Ketoprak Kelana Bhakti Budaya. Tak ada yang istimewa pada awalnya, kecuali ketertarikan saya pada Tobong yang membuat saya bernostalgia mengingat Tobong Ludruk di Surabaya. Hanya itu. Tetapi waktu kemudian membawa kehangatan persahabatan dan kenyamanan sebuah keluarga. Saya lambat laun sadar, proyek ini akan menjadi bab yang tidak akan mudah dilenakan dari hidup saya. Bahkan, bisa jadi merupakan awal sebuah cerita yang premisnya belum saya punyai, sekarang. 


Sekarang sudah Januari, bulan dan musim pun berulang. Tak sabar untuk menjadikan rencana-rencana indah dalam bentuk nyata. Semoga rentang waktu melapangkan usahaku menuju mimpi yang telah ditata rapi. Amin. 
Ayo, semangaaaaat! =D

You Might Also Like

0 comments